TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Malioboro di pusat Kota Yogyakarta hari ini tampak berbeda dengan hari-hari biasanya. Lorong-lorong pedestrian mulai dari Stasiun Tugu hingga titik nol kilometer yang biasanya dipenuhi pedagang kaki lima hari ini tampak lengang. Para pedagang di Selasa Wage ini sepakat untuk tak berjualan hingga tengah malam nanti.
Ini merupakan bagian dari program pemerintah kota bernama Malioboro bekas PKL atau dikenal juga dengan sebutan Off PKL.
Program Malioboro Off PKL ini akan menjadi agenda tetap ke depan atau setiap 35 hari sekali sesuai pasaran Jawa. Di mana setiap hari Selasa Wage, selama sehari penuh para PKL harus libur beraktivitas.
Sejak pagi, jajaran pemerintah dan paguyuban pedagang Malioboro mengisi program Off PKL ini dengan menggelar reresik sampah atau membersihkan lingkungan Malioboro dari sampah.
Baca juga: Yogya Bakal Terapkan Kebijakan Sehari Bebas PKL di Malioboro
Wakil Ketua Umum Paguyuban Pelukis dan Pedagang Cenderamata Malioboro (Pemalni) Pujono menuturkan, para pedagang mendukung program Off PKL ini demi mewujudkan Malioboro lebih nyaman bagi wisatawan.
“Jadi ada jeda hari di mana semua pedagang bisa meluangkan waktu untuk mengurus Malioboro agar semakin bersih dan terawat,” ujar Pujono kepada Tempo.
Hanya saja, ujar Pujono, seharusnya yang libur setiap 35 hari sekali tak hanya pedagang kaki lima Malioboro yang jumlahnya mencakup 22 paguyuban pedagang, 800 lapak, dan 1.300 pedagang itu.
“Ada baiknya para pemilik toko, mall, juga libur sehingga bisa bantu bersih-bersih Malioboro,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono, menuturkan program Off PKL untuk Malioboro ini dilakukan sebagai program baru menyambut HUT Kota Yogyakarta ke 261 yang jatuh pada 7 Oktober 2017 nanti.
“Tujuan program ini untuk memberi jeda atau nafas bagi kawasan Malioboro yang setiap hari perekonomiannya terus bergerak tanpa henti,” ujar Yunianto.
Baca juga: Sultan Minta Jalan-jalan Sirip Sekitar Malioboro Dibenahi
Yunianto menuturkan program Malioboro bebas PKL ini akan memberi kesempatan bagi warga Yogya dan wisatawan untuk menikmati Malioboro dengan suasana berbeda. Pada hari bebas PKL itu, kawasan Malioboro akan digelar kegiatan dengan melibatkan berbagai komunitas yang ada di Kota Yogyakarta.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Pemerintah Kota Yogyakarta Tri Hastono menuturkan, program Off PKL ini bertujuan untuk menjaga Malioboro yang sudah lebih tertata dengan kawasan pedestriannya. “Malioboro ibarat mesin yang terus berputar, jadi perlu maintenance barang sehari untuk disegarkan lagi,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO